Belakangan saya sering baca artikel mengenai pentingnya doa seoarang ibu "DOA seorang ibu itu tak berpenghalang menembus sampai langit ketujuh" begitu pentingnya seorang IBU menjaga lisan dan menahan amarahnya ketika menghadapi anak-anak. Bahkan ketika Marah besar sekalipun, seorang IBU hendaknya tetap sabar dan berkata yang santun, karena setiap perkataan seorang IBU adalah DOA.
Namun konyolnya saya ini selalu bingung mendoakan apa kepada anak-anaku. sehingga ketika Marah saya selalu berkata "Anak ummi shalihah, anak cantik, anak pinter, anak cerdas" setelah menarik nafas panjang menahan amarah.
Saya tak pernah bisa berani berkata kasar apalagi mendoakan yang buruk meskipun sedang marah, bahkan mendoakan profesi yang baik-baik, untuk anak saya pun tak berani, mendoakan agar anak saya menjadi pilot, dokter, penemu, peneliti, cheff atau apapun, saya takut DOA saya itu dikabul Allah, padahal bukan itu yang terbaik menurut anak saya, bukan sesuai dengan yang anak kami cita-citakan.
Saya ingin anak saya berjalan sesuai fitrahnya, sesuai minat dan bakatnya, saya tak mau anak saya menjalani profesi hanya karena keinginan umminya. Apalagi sebuah profesi tak pernah dibawa mati jika tidak dilandasi dengan ibadah kepada Allah. Saya tidak mau memiliki anak menjadi dokter, tetapi dokter yang dzalim, menjadi pilot tetapi yang senang bermaksiat, menjadi pwmimpin yang tak amanah, atau profesi apapun yang membawanya pada kedzaliman dan kekufuran kepada Allah.
Audzubilahimindzalik....
Lalu apa sih doa saya untuk anak? saya berharap jadi apapun kelak nantinya anak-anak. saya berharap profesi anak saya adalah sebuah profesi yang membawa manfaat untuk banyak orang, profesi yang membawanya pada ketaatan, profesi yang bisa dipergunakan untuk bekalnya menuju akhirat. Bahkan jika kelak nantinya kedua anak kami menjadi IBU rumah tangga, mudah-mudahan menjadi ibu rumah tangga yang menetramkan hati anak-anak nya, dan penyejuk hati bagi suaminya (pengingat untuk diri)
Saya juga ingin anak-anak saya menjadi "Qurrota a'yun" yang artinya penyejuk mata, penyejuk jiwa, penentram hati, atau penyenang hati, bagi seluruh alam, terutama bagi kami kedua orang tuanya.
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
“Yaitu mereka (ibadurrahman) meminta agar mendapatkan keturunan yang gemar beramal ketaatan sehingga sejuklah mata mereka di dunia dan akhirat.”
“Qurrota a’yun maksudnya adalah keturunan yang mengerjakan keta’atan, sehingga dengan keta’atannya itu membahagian orang tuanya di dunia dan akhirat.” Keturunan yang ta’at pada Allah akan menyenangkan orang tua dengan bakti dan pelayanannya. Akan menyejukkan hati orang tua dan keluarga dengan membacakan dan mengajarkan mereka mentadabburi al-Quran dan as-Sunnah. Keturunan yang taat pada Allah juga lebih bisa diharapkan menjaga keutuhan keluarga di atas agama yang mulia ini dan lebih bisa diharapkan doanya dikabulkan Allah untuk kebaikan orang tua dan keluarga.
Qs. Alfurqon ayat 74
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻫَﺐْ ﻟَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟِﻨَﺎ ﻭَﺫُﺭِّﻳَّﺎﺗِﻨَﺎ ﻗُﺮَّﺓَ ﺃَﻋْﻴُﻦٍ
ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻟِﻠْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ ﺇِﻣَﺎﻣًﺎ
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa
Qurrota A'yun
sumber bacaan
www.majalahnurhidayah.com
kelbaniilham.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar