Ketika semuanya begitu "mbuhlah", berbicara kepada manusia sampai berbusa-busa seperti berbicara pada patung, apalagi mengharap solusi, bahkan berdoa kepada Allah pun rasanya ko lama sekali terkabul, padahal diri ini tau betul bahwasannya Allah sedang menunda atau memberi yang terbaik untuk saya.
Melalui buku ini saya diingatkan kembali bahwa tidak semua yang kita inginkan segera Allah kabulkan, tidak semua yang kita idealkan akan terjadi sesuai dengan kehendak hati.
Setelah 2 bulan nangkring manis di rak buku, akhirnya saya berniat untuk meneruskan membacanya. Dalam salah satu judulnya Terima Dan kasih, saya diingatkan kembali untuk lebih bersyukur dan belajar menerima.
Sejenak Hening
Saatnya belajar menerima, menerima kenyataan bahwa hidup sering kali tak sesuai dengan apa yang ada difikiran.
Menerima apa? menerima diri apa adanya....
menerima kondisi sesungguhnya di rumah, dilingkungan tempat tinggal, menerima sikap pasangan yang sama sekali jauh berbeda dari apa yang kita bayangkan sebelumnya.
contoh kasus dalam buku ini
" Seseorang yang berpenghasilan Rp 1 juta dalam sebulan mau untuk sedekah, sedangkan yang berpenghasilan Rp 10jt dalam sebulan tidak mau untuk sedekah. Hal ini bisa terjadi karena yang berpenghasilan Rp 1jt memang sudah menerima dirinya apa adanya, bahwa pendapatan tiap bulannnya Rp 1 jt, sedangkan yang berpenghasilan Rp 10 juta, belum menerima dirinya bahwa pendapatan tiap bulannya Rp 10 juga. "
Perbedaanya dalam hal kemampuan menerima diri sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Belum tentu yang kaya raya lebih bisa menerima kenyataan.
Bagaimana caranya supaya belajar menerima?
Tiga hal yang sebaiknya kita lakukan agar menjadi kebiasaan, yaitu
Membiasakan Diri Untuk Berterima kasih
Berterima kasih atas apa yang kita dapatkan, apa pun itu, meskipun hal-hal sederhana yang kita terima. misal mengucapkan terimakasih kepada burung yang sudah berkicau merdu di pagi hari dan mentari yang menghangatkan suasana dalam rangka menyapa pagi, termasuk Berterimakasih pada hal-hal menyakitkan yang memberi kesempatan untuk menjadi lebih dewasa dan sebagainya.
Mengingat dan kalau perlu menuliskan anugerah-anugerah yang kita peroleh.
Sering Kali sebelum tidur kita banyak protes. Memprotes hal-hal terjadi yang tidak sesuai dengan keinginan. Hmmmm....daripada protes, sebaiknya kita ganti kebiasaan tersebut dengan Mengingat dan menuliskan anugerah-anugerah apa saja yang sudah kita peroleh. Mulai lah Dari hal yang sederhana. Dan ternyata banyak sekali anugerah yang kita peroleh. Bukankah masih bisa membaca tulisan ini dan masih bisa bernafas juga adalah anugerah?
Terbuka
Maksudnya adalah jujur akan situasi dan kondisi yang kita alami. Kalau memang baru sedih, ya terimalah dengan jujur bahwa dirimu baru sedih. Ya memang dibutuhkan keberanian untuk menerima. itulah cara untuk belajar menerima.
Dari kata "terima kasih" kita bersama menjadi belajar bahwa untuk "ngasih" kita pun sebaiknya juga belajar untuk "menerima"
@ adjie silarus (sejanak hening hal 141-144)
Hikmah yang bisa saya ambil setelah membaca 1 bab dalam buku ini:
Sebagai seorang muslim hendaknya kita belajar bersyukur, bersyukur, bersyukur, apapun yang Allah beri, bersabar, bersabar, dan menguatkan kesabaran dalam menerima setiap ujian dan cobaan yang Allah beri. Belajar menerima kenyataan bahwa hidup seringkali tak sesuai dengan harapan, tak sesuai dengan apa yang ada difikiran, apa yang ideal bagi saya belum tentu ideal bagi pasangan atau teman disekeliling kita.
Wallohualam....
Aah... pingin punya buku inii jadinya...
BalasHapusKerreen teteh..