Salah satu permasalahan dakwah di Amerika adalah sulitnya mencari dai yang fasih berbahasa inggris" (M syamsi Ali, ulama di New York)
Tak banyak yang tau bahwa komunitas muslim Amerika sudah hadir di negeri adidaya ini selama lebih dari empat generasi. Bahkan sejarah mencatat, dua dari tiga kapten yang mengantarkan Colombus menemukan benua Amerika adalah muslim, Martin Alonso Pinzon, kapten kapal Pinta dan saudaranya, Vicente Yanex Pinzon, kapten kapal Nina, masih memiliki hubungan darah dengan Abuzayan Muhamad III, sultan Maroko saat itu.
Akan tetapi masyarakat AS secara umum masih menganggap muslim Amerika sebagai kelompok orang asing yang tidak mau berasimilasi. Salah satu penyebabnya menurut Shaykh Hamza Yusuf Hanson pendiri Zaytuna College, ketika media massa terkemuka mewawancarai tokoh muslim dari beberapa masjid atau islamic center, yang tampil adalah seorang sepuh berbahasa inggris dengan aksen asing. Beliau juga menukil penelitian yang menyebutkan satu dari empat orang pemirsa televisi-televisi di AS berhenti menaruh perhatian ketika mendengar seseorang berbicara dengan aksen asing yang kental.
Sudah saatnya muslim Amerika memperkuat lembaga- lembaga keislamannya dengan menghadirkan generasi muda dan berbakat sebagai juru bicaranya. Mereka dari muslim imigran maupun orang asli Amerika, diyakini lebih tepat menjadi representasi muslim Amerika.
Generasi ini juga lebih bisa memahami nilai-nilai budaya masyarakat AS dibandingkan generasi sebelumnya, " bagaimanapun juga Al Quran mengingatkan, "Dan kami tidak mengutus seorang rosul pun, melainkan dengan lisan kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka" (QS Ibrahim ayat 4)
Hadirnya dai-dai penutur asli belumlah cukup. Islam tidak akan berakar disebuah negeri hingga ia melahirkan ulamanya. Dibutuhkan institusi yang mampu mendidik generasi muda muslim Amerika sehingga menguasai khasanah keilmuan islam sekaligus menggunakannya sebagai inspirasi perbaikan kehidupan masyarakat AS kontemporer. Juga generasi muda yang cerdas dengan karakter terbaik, etika kerja yang kuat, terbuka, dan komitmen terhadap perbaikan kemanusian. Untuk tujuan inilah Zaytuna College, perguruan tinggi muslim pertama di AS, didirikan.
MENGAPA PERGURUAN TINGGI?
Zaytuna college rezmi didirikan di Berkeley California, setelah lebih dari 10 tahun melayani komunitas Muslim AS sebagai lembaga pendidikan nonformal bernama Zaytuna institute. Pendirinya Shaiykh Hamza Yusuf Hanson, Imam Zaid Shakir dan Dr Hatem Bazian.
Mengapa menjadi perguruan tinggi? Sebab perguruan tinggi merupakan perwujudan peran sentral islam dalam kehidupan modern melalui aktifitas pengajaran dan pertukaran ide. Zaytuna College diniatkan sebagai perguruan tinggi elit terakreditasi yang akan sejajar dengan universitas lain di Ivy league (seperti Harvard dan Yale) sekaligus diakui institusi pendidikan didunia muslim, seperti Universitas Al Azhar.
Zaytuna College membuka dua program Bachelor setingakat S1 yaitu Program Hukum Islam, Teologi dan program Bahasa Arab.
Persyaratan masuknya cukup kompetitif, sebagaimana universitas unggulan di Amerika. Calon mahasiswa diseleksi dengan memperhatikan nilai rapor SMA, nilai tes SAT atau ACT, ekstrakulikuler, pernyataan motivasi dan rekomendasi.
Bukan hanya aspek akademik, Zaytuna College juga ingin mendapatkan calon mahsiswa yang menonjol dalam berbagai aspek kehidupan.
KURIKULUM UNIK
Zaytuna College mengembangkan kurikulum yang unik, yakni menggunakan metode klasik salam pencapaian keilmuan sosial dan kemanusiaan modern. Metode klasik, yang dilestarikan dalam bentuk penekanan pada hafalan selektif dan analisis kritis terhadap kitab klasik utama, diiringi penguasaan bahasa arab yang baik serta pemahaman terhadap ilmu dan metodologi keislaman. Mahaaiswa juga dibekali dengan fondasi kokoh dalam ilmu sosial, studi sejarah, sastra, filsafat, psikologi, sekaligus ilmu politik serta ekonomi dan sosiologi.
Ilmu-ilmu itu diyakini pihak Zaytuna College bukanlah hal yang asing dan tidak islami. Sebab beberapa ilmuwan muslim klasik terlibat dalam mengembangkan ilmu-ilmu tersebut.
Selain itu mahasiswa juga dididik agar terlibat secara efektif dalam aktivitas pelayanan masyarakat sekitarnya melalui khutbah dan taklim, memimpin kegiatan, dan menyediakan konsultasi terutama bagi remaja yang menghadapi permasalahan.
Sumber
Zaytuna.edu
Fanpage Zaytuna College
Majalah ummi vol 3/XXIV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar