Jumat, 15 April 2016

Jodoh Dan Motor Pinjeman

Berkaos merah kumal, bersendal jepit, dengan badan kurus, kulit kering bersisik menggendong tas ransel bekas, pemberian temannya katanya. Setelah 3 tahun berteman difacebook berkat seorang teman kuliah yang mengenalkanku padanya, Seorang pemuda dari jawa tengah, sungguh culun penampilannya. Berkali-kali chat, sms dan telfon yang tak pernah kubalas, akhirnya dia memberanikan diri datang kerumah.

 

Membawa Brownies, dan bolen yang dimasukan ke dalam tas ransel yang tak kalah kumal, entah karena sudah dibawa perjalanan jauh naik motor dari Bandung ke Bumiayu, atau memang karena kondisi tasnya yang sudah bertahun-tahun gak pernah ganti. Dia memulai menceritakan kisah hidupnya, pemuda yang sudah 8 kali ditolak lamaran oleh beberapa orang gadis

 

"aku harus membantu orang tuaku mengirimi uang setiap bulan dan harus membantu menyekolahkan ke empat adiku, belum punya apa-apa, tabungan atau apapun, bahkan sekedar televisi yang biasanya ada dikamar anak kost2an juga gak punya, motor yang aku pakai kesini juga aku pinjam dari temanku"

 

 Penampakan motornya hee..


"lalu baju2mu kamu taruh dimana tanyaku?"

"Dilemari dapur Ibu kost ku katanya"   

 

Sungguh sulit rasanya untuk mempercayai kata-katanya waktu itu. Dijaman sekarang masih ada pemuda seperti ini. orang yang bekerja disebuah  instansi pemerintah lulusan STAN dan sudah bekerja 7 tahun kala itu, televisi saja tak mampu terbeli. Bahkan ketika dia datang kerumah dan menanyakanku pun abahku tak menggubris, mungkin saking kumelnya 

 

Batinku menebak-nebak, apa maksudnya? apa sedang mengetes mentalku? Apa dia sedang mengujiku dan menganggap aku wanita matrialistis atau apa?, apa maksudnya?
secara waktu itu meskipun saya seorang aktifis ngaji, saya juga termasuk perempuan yang doyan nyalon dan doyan blanja blinji ke mall.

 

Tak ada yang berani datang kerumahku kecuali mereka membawa merk dan keunggulan masing2, yang membawa Mobil merk ini, merk itu, pengusaha ini, pengusaha itu, Manager sebuah bank syariah ternama, PNS sebuah departemen yg wow (tak perlu disebut namanya), pemuda umur 20 tahunan yang sedang mengerjakan tesis dan sudah mau berangkat haji taun ini dan lain dan lain....

 

Dalam perjalanan pulang ke bandung, kutanya apa maksud kedatangnya kerumah? "arep golek bojo" (mau cari istri katanya). Entah kenapa dari berpuluh-puluh laki-laki yang datang melamar, hatiku tertambat padanya. Apa yang menarik darinya, fisiknya? tentu bukan, kekayaannya? apa lagi bukan banget, sikapnya juga gak manis-manis amat, bahkan saat dia berbicara padaku dia lebih banyak membuka hpnya, sama sekali gak menarik, simpatik atau berwibawa.

 

Mungkin karena kejujurannya? aku juga merasa jika dia begitu bertanggung jawab dengan adik dan orang tuanya seharusnya denganku orang yang wajib serta seharusnya dia nafkahi akan lebih-lebih lagi tanggung jawabnya.

 

Entahlah Aku merasa dia yang paling berbeda dari pemuda lain yang datang sebelumnya, yang menunjukan berbagai kelebihan, keunggulan dan kekayaan, pendidikan, starta ekonomi keluarga atau apalah?

yes sesimpel itu kah jodoh?? baru pertama kali bertemu langsung melamar dan setelah istikharoh aku semakin mantap, Bismillah dan ya dia yang aku pilih. 

 

Apakah orang tuaku setuju dengan pilihanku??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar