Minggu, 10 April 2016

Bersyukur Mempunyai 2 Anak Perempuan



Pada suatu pagi sesaat sebelum suami berangkat kerja, "Bi jangan lupa dompetnya, hpnya udah? kata Kinanthi 3,10y kepada abinya, kemudian sikecil kirana 2,2 tahun "Bi ini jas hujannya ketinggalan"
itulah celotehan 2 putri kecil kami, sesaat setelah saya menyiapkan keperluan suami menjelang berangkat ke kantor.
Lalu setelah saya membukakan pintu gerbang saya berbisik kepada suami " bersyukurlah mas punya anak perempuan " suami tersenyum sambil berlalu

Alhamdulillah Allah memberi kami kesempetan dan menitipkan kami dua anak perempuan. Saya merasa memiliki teman dan tempat berbagi apapun meskipun mereka masih balita. Lagi pula suami juga tidak pernah meminta atau berharap Jenis kelamin sewaktu saya hamil, "terserah nduk sedikasihnya aja sama Allah, apa aja mau" kata suami 

Mengingat pada jaman jahiliah dulu bayi perempuan dikubur hidup-hidup, tersebab karena kedua orang tuanya malu memiliki anak perempuan, pada jaman itu, memiliki anak perempuan adalah sebuah aib karena dianggap tidak bisa meneruskan keturunan dsb. Bahkan hingga detik ini masih banyak keluarga yang memiliki prinsip tersebut hingga istrinya tak boleh berhenti hamil sampai mempunyai anak laki-laki, atau bahkan adapula suami yang menikah lagi hanya karena istrinya tak mampu memberinya anak laki2.

Subahanalloh

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, 

"Siapa yang memiliki tiga anak perempuan, lalu ia bersabar membesarkan mereka, memberi makan, minum, dan pakaian kepada mereka, niscaya anak-anak itu akan menjadi hijab/penghalang baginya dari api neraka."

Menurut Samahatusy Syaikh Ibnu Baz rahimahullah, hadis tersebut berlaku umum untuk ayah dan ibu dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

"Siapa yang memiliki dua anak perempuan lantas ia berbuat baik kepada keduanya, niscaya mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka." 

Demikian pula apabila seseorang memiliki saudara perempuan, bibi dari pihak ayah (ammah) atau pihak ibu (khalah), atau semisal mereka, lantas berbuat baik kepada mereka, ia pantas beroleh pahala yang besar, terhalangi dari api neraka dan dijauhkan dari neraka karena amalnya yang baik.
Keutamaan ini khusus diberikan kepada kaum muslimin. Apabila seorang muslim mengamalkan kebaikan-kebaikan ini demi mengharap wajah Allah Subhanahu wa Taala, niscaya bisa menjadi sebab keselamatannya dari api neraka.

Memang ada banyak sebab untuk selamat dari neraka dan masuk ke dalam surga. Di antaranya adalah orang yang diberi rezeki anak-anak perempuan, lantas berbuat baik kepada mereka. Mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.

Demikian pula orang yang tiga anaknya meninggal sebelum berusia baligh, niscaya anak-anak tersebut akan menjadi penghalang baginya dari neraka.
Ketika ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana apabila dua anak?" Beliau menjawab, "Dua juga."
Mereka tidak bertanya tentang satu anak, namun ada riwayat yang shahih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda,

"Allah Subhanahu wa Taala berfirman, 'Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang beriman, saat Aku ambil penduduk dunia kesayangannya, lantas ia mengharapkan pahala dengannya, kecuali balasannya adalah surga." HR Bukhari

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menerangkan bahwa tidak ada balasan bagi orang mukmin yang kehilangan orang yang dikasihinya dari penduduk dunia, lantas ia bersabar dan mengharapkan pahala, selain surga.
Jadi, seorang anak yang meninggal termasuk dalam hadis ini. Apabila ayah, ibu, atau kedua-duanya mau bersabar mengharap pahala Allah Subhanahu wa Taala atas musibah kehilangannya, niscaya keduanya akan beroleh surga. Ini adalah keutamaan yang agung dari Allah Subhanahu wa Taala.

Demikian pula seorang suami, istri, seluruh kerabat dan sahabat, apabila mereka bersabar dan mengharapkan pahala atas musibah tersebut, mereka pun termasuk dalam hadits ini (beroleh surga). Tentu saja dengan memerhatikan pula apakah mereka terbebas dari penghalang-penghalang untuk mendapatkan keutamaan tersebut, yaitu meninggal dalam keadaan berbuat dosa besar. Nasalullaha as-salamah."
 
Jadi kenapa mesti malu, gelisah atau sedih jika kita hanya diberi Allah amanah anak perempuan, tugas kita hanya mendidik, merawat dan membekalinya dengan ilmu.
Wallohualam bishowab

(Fatawa al-Marah al-Muslimah, hlm. 565)
Sumber: Majalah Asy Syariah no. 91/VII/1434

1 komentar: