Di era digital saat ini begitu mudahnya orang mengeluarkan kata². Baik secara langsung atau melalui tulisan, yang tak jarang membuat orang menjadi saling bermusuhan, saling berdebat dan adu domba. Maka dari itu kali ini makna dan peristiwa mengangkat tema "Lisan Kita Keselamatan Kita"
Dengan tiga narasumber diantaranya adalah
1. Ust kiai haji Ali Mustafa yaqub
2. Taufik bahaudin (pakar politik)
3. Adi masardi (mantan jubir Gusdur alm)
Sesi pertama dibahas oleh kiai hj Ali mustofa yakub
Beliau mengingatkan untuk menggunakan lisan secara bijak, lisan itu seperti dua sisi mata uang, bisa menjadi baik atau buruk
Kebaikan
Dengan lisan seseorang dapat berkomunikasi antar sesama atau dengan pencipta dengan baik.
Bahaya lisan
Gunjing, dusta, sumpah palsu, menuduh dan mengolok2. Banyak keributan yang disebabkan karena lisan yang tak terjaga
Lisan berbeda dengan mulut, manusia diciptakan oleh Allah memiliki mulut dan lisan, sedangkan binatang punya mulut, tetapi tidak punya lisan.
Alat untuk makan adalah mulut yang perlu dijaga adalah kesehatan mulut. Sedangkan alat untuk bicara adalah lisan, inilah mengapa kita perlu menjaga lisan.
Salah satu Pintu² kebajikan menurut Rosul adalah menjaga lisanmu.
Ada salah satu sahabat Rosul yang Bertanya "apakah seorang manusia akan disiksa karena lisan?" Kemudian Rosululloh menjawab "manusia tidak akan terjungkal dineraka kecuali karena lisan". Dalam agama itu mengenai lisan sangat keras peringatannya.
Manurut Taufik bahaudin pakar politik
1. Kualitas ucapan adalah gambaran kualitas berfikir, dan kualitas berfikir menggambarkan kecerdasan dan intelektual.
2. Apabila seseorang terbiasa berkata kasar sesungguhnya dia mempunyai masalah emosional
Emosional tidak menggambarkan kejujuran, disinilah kecerdasan spiritual dibutuhkan.
Komunikasi tulisan ga sebaik komunikasi lisan, ada batasan, akan ditanggapi berbeda satu perkataan antara lisan dan tulisan.
Jika kemudian perkataan atau omongan itu hanya pencitraan maka akan terlihat. Kalau ngomong betul² kita tau yang kita sampaikan dilandasi dengan niat baik, karena reaksi kimiawi akan berbeda, reaksi kimiawi itu akan mempengaruhi perbuatan. Berfikirlah sebelum berbicara dan menulis serta luruskan niat
Mantan juru bicara Gusdur (Adi Masardi)
Orang dinilai dari hati dan lisannya, juga tegantung dari siapa orangnya.
Antara lisan dan tulisan hampir tiada bedanya dimedia sosial. Jika mengkritik, usahakan bukan orangnya yang dikritik tetapi kebijakannya atau prilakunya.
Lisan tidak hanya bisa membahayakan diri sendiri tetapi juga membahayakan orang lain. Seperti fitnah, hasud dsb.
Media sosial sebagai media lisan dan tulisan untuk saling sanggah, saling sindir yang menjadi polemik dalam masyarakat sedang menjadi trend.
Pertanyaan dari penonton
Bagaimana menghadapi seorang yang lain dihati lain diucapan?
Jika Kita menemui orang seperti itu kita harus mewaspadai dan hati-hati dengan orang² seperti itu. Hal ini sudah cukup dikatakan dusta.
Dusta diperbolehkan jika seorang sedang terancam keselamatannya dan jiwanya.
Jadi antara pikiran hati dan perbuatan harus menyatu. Kata dan perbuatan harus sejalan.
Taukah kalian siapa orang yang pailit diantara kita? yaitu orang yang amal kebajikannya banyak sekali, tetapi ia sering mendzolimi orang lain, maka nanti diakhirat akan dituntut oleh orang yang dizolimi, maka amal baiknya diambil oleh orang yang didzolimi (HR.Muslim)
Dalam agama itu mengenai lisan sangat keras, dengan satu ucapan kita bisa menyesatkan ummat, kita akan mudah sekali masuk neraka karena lisan.
Sumber Kehebatan manusia terletak pada:
1. lisan
2. Kalbu (akal saja jika tidak dikontrol kalbu maka akan kebablasan)
Apa yg diucapkan harus dikontrol dengan kalbu
Dalam jasad manusia ada segumpal darah, jika segumpal darah bagus maka seluruhnya bagus.
Apa segumpal darah itu? Yaitu jantung hati yang bisa mengontrol lisan dan perbuatan. Dan yang terpenting dari semua adalah menjaga niat, bahwa segala sesuatunya diniatkan untuk ibadah, bahwa Allah itu tidur.
Sumber Makna dan Peristiwa, 4 maret 2016
#odopfor99days
#day39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar